Kamasan, Induk Seni Lukis Wayang Klasik Bali


KAMASAN hanya sebuah desa kecil di Kabupaten Klungkung, Bali. Kategori desa "kecil" antara lain dari wilayah dukungannya yang hanya seluas 249 hektar. Juga penduduknya hanya sekitar 3.400 jiwa yang tersebar dalam 10 banjar adat atau 4 dusun desa pemerintah. Sementara sosok desa kini berwajah sendu meski hanya sekitar empat kilometer selatan Semarapura, ibu kota Kabupaten Klungkung.



desa berjarak 42 kilometer timur Denpasar itu tidak lagi menggeliat seperti dulu. Kamasan, yang pernah dikungjungi wisatawan asing hingga berjumlah 4.000 orang per hari, kini sepi. Dengan sendirinya karya seni berupa lukisan wayang kulit, yang sejak lama menjadi kekuatan dan kebanggaan Kamasan, pasarannya ikut sepi. Bahkan, harganya terpaksa dibanting hingga separuhnya.

Sesungguhnya, keganasanpeledakan bom di Bali, 12 Oktober 2002, memang telah menghancurkan pariwisata provinsi ini, termasuk Kamasan. Dengan demikian maklum saja kalau sosok desa ini tiba-tiba menjadi sendu. Namun dibalik itu, Kamasan tetap saja menyimpan daya tarik khasnya yang layak "dipanggungkan". Adalah tidak berlebihan menyebutkan desa kecil itu sebagai induknya seni lukis wayang kulit yang kini berkembang luas di Bali.

Menyebut Kamasan sebagai induk seni lukis wayang kulit Bali, tentu bukan tanpa alasan. Lacak saja melalui sejarah seni lukis Bali. Posisi Kamasan tidak bisa diabaikan begitu saja. Sejarahnya mencatat, Kamasan turut mewarnai geliat perjalanan seni lukis Bali. Desa ini bahkan dikenal sebagai "gudang"-nya karya seni lukis wayang klasik, hasil torehan para seniman yang adalah warga kampung itu sendiri. Coraknya pun khas hingga tidak sulit memastikan lukisan wayang asal Kamasan.

0 komentar: